RINGKASAN PENGKAJIAN KEAMANAN LINGKUNGAN JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIK TAHAN TERHADAP SERANGGA DAN TOLERAN TERHADAP GLIFOSAT EVENT MON 89034 × NK603

Status: Open
Open: 19/Mar/2025
Close: 19/May/2025

Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 merupakan produk bioteknologi Bayer yang memberikan manfaat ganda, yaitu melindungi dari hama serangga golongan Lepidoptera melalui event MON 89034, dan toleransi terhadap herbisida glifosat melalui event NK603. Kedua sisipan yang terdapat dalam jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 diperoleh dari galur jagung yang mengandung dua event tunggal yang independen, yaitu MON 89034 dan NK603. Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603, diperoleh melalui persilangan kedua event dan tidak ada modifikasi genetika baru yang terlibat.

Pengkajian dokumen Analisis Risiko Lingkungan (ARL) jagung PRG stack event MON 89034×NK603 telah dilakukan oleh Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) bidang Keamanan Lingkungan pada tanggal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Risiko Lingkungan Produk Rekayasa Genetik.

https://indonesiabch.menlhk.go.id/v3/wp-content/uploads/2025/03/Ringkasan-ARL-MON-89034-x-NK603_4-Mar-2025-1.pdf

Share:

Berikan Tanggapan

19 Responses

  1. “Jagung PRG yang tahan terhadap glifosat dan serangan FAW (Fall Armyworm) sangat ditunggu-tunggu oleh para petani, karena varietas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka serta mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penggunaan herbisida yang berlebihan. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan petani dapat lebih mudah dalam mengelola lahan mereka dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

  2. Jagung PRG yang toleran terhadap glifosat dan tahan serangan FAW (Fall Armyworm) sangat ditunggu-tunggu oleh para petani, karena varietas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka serta mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penggunaan herbisida yang berlebihan. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan petani dapat lebih mudah dalam mengelola lahan mereka dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi

  3. Hama dan gulma merupakan dua faktor pembatas terpenting produktivitas jagung. Teknologi rekombinan DNA yang berkembang saat ini memberi peluang untuk merakit tanaman tahan hama dan herbisida melalui rekayasa genetika. Salah satunya, tanaman jagung PRG produk bioteknologi Bayer yang tahan hama dan gulma. Kehadiran produk jagung PRG tersebut jelas sangat diharapkan oleh para petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan meminimalisir penggunaan pestisida yang berdampak buruk terhadap keamanan lingkungan, pangan maupun pakan. Namun, penggunaan tanaman jagung PRG ini tetap memiliki potensi terjadinya transfer gen jika tidak memperhatikan adanya tanaman penghalang, isolasi jarak tanam dan isolasi waktu tanam; potensi keragaman organisme nontarget yang hasilnya dari 2 LUT berbeda (Bogor dan Malang); karena tanaman PRG ini spesifik golongan lepidoptera sehingga jelas akan mempengaruhi rantai makanan dan keseimbangan eksosistem. Sehingga penggunaan tanaman jagung PRG tahan hama dan herbisida perlu dikombinasikan dengan teknologi lain dalam pengelolaan hama agar dampak negatifnya minim. Misalnya dilakukan rotasi tanaman antara tanaman jagung PRG tahan hama golongan lepidoptera dan herbisida dengan tanaman PRG lainnya sehingga hama yang ada di lahan tersebut bisa berbeda-beda.

  4. Inovasi ini sangat bagus sekali, dimana jagung PRG ini tidak hanya tahan terhadap serangan hama, tetapi mempunyai toleransi terhadap herbisida glifosat, ini memberikan banyak manfaat bagi para petani jagung, karena dapat mengurangi biaya perawatan terhadap pengendalian hama dan gulma, juga dapat mengurangi dampak lingkungan terhadap pengendalian secara kimiawi. Kemudian ini juga sangat bagus sekali, dimana jagung PRG memiliki performa yang baik setelah diuji pada 4 kota di indonesia dengan iklim yang berbeda-beda. Harapannya, hasil pemantauan jagung PRG ini menunjukkan hasil yang baik dan dapat memberikan manfaat positif bagi petani serta tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.”

  5. Jagung PRG stack event MON 89034 x NK603 adalah produk rekayasa genetik yang memiliki peluang untuk membantu petani-petani jagung di Indonesia. Produk yang dihasilkan memungkinkan untuk mengurangi resiko gagal panen dan meningkatkan pendapatan petani. Saya juga berharap adanya penekanan untuk peluang ketidakstabilan PRG secara genotipik terutama pada potensi dampak terhadap manusia dan hewan. Point lainnya yang perlu saya highlight adalah terkait informasi risiko pemindahan gen (gene flow) melalui penyebaran tepung sari dan potensi perpindahan gen dari tanaman PRG. Hal ini menurut saya perlu dibicarakan lebih mendalam jika dalam case tertentu, di mana ada lahan petani yang sudah commit untuk menggunakan non-PRG dan masih menggunakan benih dari hasil budidaya sendiri, maka secara tidak sadar akan ada gene flow pada case seperti itu. Memang tidak ada menyebabkan risiko bagi manusia dan lingkungan, tapi ke agricultural ethics inter-petani. Case ini perlu disolve oleh proponen, jika dianggap dapat menambah nilai selling point. Semoga produk PRG ini dapat berhasil sesuai dengan tujuan pengembangannya.

  6. Saya mengakui potensi yang besar dari rekayasa genetika untuk mengatasi masalah saat ini, seperti serangan organisme pengganngu tanaman (hama, penyakit, dan gulma). Jika dilakukan dengan bijak dan transparan, rekayasa genetika tentu menjadi salah satu alat dan inovasi yang bagus. Produk rekayasa genetika seperti MON 89034 × NK603 ini menunjukan sudah seberapa jauh kita memahami dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pengkajian keamanan tentu menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan.

    Dari hasil pengkajian khusus MON 89034 × NK603 ini, jagung tersebut aman secara hayati dan lingkungan. Meskipun demikian, tentu resiko dari setiap teknologi baru pasti ada. Seperti yang terjadi pada PRG kanola di Kanada, terjadi aliran gen dari lahan yang ditanami PRG Kanola ke lahan yang ditanami dengan kanola non-transgenik. Hal tersebut tentu mengganggu petani lainnya, yang mungkin menginginkan budidaya organik. Oleh karena itu, saya ingin menyoroti hasil pengkajian keamanan dari MON 89034 × NK603 ini khususnya pada bagian potensi dampak terhadap organisme non-target dan keanekaragaman hayati, serta potensi terjadinya perpindahan gen. Respon yang tidak konsisten dari pengujian di empat lokasi tidak serta merta dapat dikatakan aman secara lingkungan, karena tetap menunjukkan adanya resiko. Selain itu, pernyataan “tidak menjadi perhatian” dalam file pengkajian cukup mengganggu.

    Menurut saya, ini bukan tentang mendukung atau menentang produk rekayasa genetika, tapi pertanian seperti apa yang ingin kita bangun dan bagaimana cara kita menggunakan teknologi baru tersebut. Hal penting lainnya adalah bagaimana kepentingan petani dalam penerapannya, khususnya bagi mereka yang masih dalam pertanian skala kecil.

  7. Menurut saya, jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 merupakan inovasi yang sangat bermanfaat bagi petani, karena dapat melindungi tanaman jagung dari hama utama Lepidoptera dan memiliki toleransi terhadap herbisida glifosat sehingga petani dapat membasmi gulma tanpa khawatir tanaman jagungnya menjadi mati. Hal ini tentu memberikan kemudahan bagi petani dalam melaksanakan budidaya dan dapat membantu meningkatkan hasil panen. Namun, perlu diperhatikan pula dampak dari keunggulan tersebut seperti peningkatan penggunaan herbisida berbahan aktif glifosat yang mana beberapa negara telah melarang penggunaan bahan aktif tersebut karena efek karsinogenik dan kerusakan ekosistem dalam jangka panjang. Penggunaan herbisida secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi gulma dan penurunan kualitas tanah. Inovasi ini juga dapat meningkatkan ketergantungan petani terhadap perusahaan yang mengembangkan benih tersebut.

  8. Jagung PRG yang toleran terhadap serangga dan herbisida merupakan solusi yang tepat bagi petani jagung. Masalah serangan serangga terutama FAW dan gulma sangat meresahkan. Tentu keduanya dapat menurunkan hasil panen bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Serangan hama ulat terutama FAW belakangan sangat signifikan menyebabkan kehilangan hasil pada budidaya jagung karena ulat menyerang pada awal pertumbuhan tanaman dengan memakan bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman. Selain itu juga, keberadaan gulma di awal fase pertumbuhan tanaman juga signifikan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat karena adanya kompetisi baik air, unsur hara dan sinar matahari. Untuk menanggulangi kedua masalah tersebut, petani harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli insektisida dan herbisida. Dengan adanya jagung PRG maka akan menjadi solusi terbaik untuk budidaya jagung, juga dapat menekan biaya pemeliharaan tanaman dalam hal pembelian pestisida dan tentu dapat meningkatkan pendapatan petani. Kemudian, dapat meningkatkan produksi jagung Nasional. Akan tetapi, jagung PRG yang dikomersilkan harus mentaati aturan pemerintah dan tidak mengancam keanekaragaman hayati atau tanpa memiliki efek samping terhadap lingkungan dan ekosistem pertanian.

  9. Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini

  10. Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini

  11. “Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini”

  12. Menurut saya, informasi ini memberikan paparan yang cukup komprehensif mengenai pengkajian keamanan lingkungan dari jagung PRG stack event MON 89034 × NK603, terutama menyangkut keamanan terhadap organisme non-target, stabilitas genetik, dan potensi risiko ekologis. Informasi yang disajikan sangat penting untuk menilai risiko transfer gen dan stabilitas genetik, namun akan lebih baik jika ditambahkan diagram ringkas tentang letak masing-masing gen dalam konstruksi DNA yang dimasukkan. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry1A.105, Cry2Ab2, dan CP4 EPSPS diwariskan secara stabil dan sesuai dengan hukum mendel, validasi melalui analisis Southern blot dan PCR juga disampaikan. Namun, bisa ditambahkan data kuantitatif ekspresi protein antar generasi untuk memperkuat klaim kestabilan.

  13. Permohonan keamanan lingkungan atas jagung PRG MON 89034 yang mengandung gen Cry1A.105 dan Cry2Ab2 dari PT Bayer telah disusun dengan baik dan berbasis data ilmiah yang komprehensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry tidak memberikan dampak negatif terhadap organisme non-target, keanekaragaman hayati, maupun keseimbangan lingkungan. Penilaian juga membuktikan bahwa jagung ini memiliki karakter fenotipik dan agronomik yang setara dengan jagung konvensional. Secara keseluruhan, permohonan ini memenuhi persyaratan untuk mendapatkan persetujuan keamanan lingkungan di Indonesia.

  14. Berdasarkan dokumen permohonan keamanan lingkungan atas jagung PRG MON 89034 yang mengandung gen Cry1A.105 dan Cry2Ab2 dari PT Bayer ini disusun dengan baik dan berbasis data ilmiah yang komprehensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry tidak memberikan dampak negatif terhadap organisme non-target, keanekaragaman hayati, maupun keseimbangan lingkungan. Penilaian juga membuktikan bahwa jagung ini memiliki karakter fenotipik dan agronomik yang setara dengan jagung konvensional. Secara keseluruhan, permohonan ini memenuhi persyaratan untuk mendapatkan persetujuan keamanan lingkungan di Indonesia.

  15. Secara keseluruhan, ringkasan ini menyajikan pengkajian keamanan lingkungan jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 dengan baik. Ringkasan ini memberikan informasi yang komprehensif mengenai karakteristik genetik, fenotipik, dan agronomi jagung PRG, serta analisis potensi risiko terhadap organisme nontarget, keanekaragaman hayati, dan potensi menjadi gulma. Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 dianggap aman untuk lingkungan dan dapat dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ringkasan ini memberikan informasi penting bagi para petani, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penggunaan jagung PRG di Indonesia.

  16. Jagung PRG stack event MON 89034 x NK603 merupakan solusi yang menjanjikan dan efektif bagi petani jagung dalam mengatasi masalah hama dan gulma secara bersamaan. Keunggulan utamanya adalah potensi peningkatan hasil panen yang signifikan dan pengurangan biaya produksi dengan meminimalisir penggunaan insektisida dan herbisida. Meskipun ada kekhawatiran di sebagian masyarakat terkait konsumsi produk pertanian yang berhubungan dengan rekayasa genetika, artikel ini menjelaskan bahwa jagung PRG tersebut aman dan tidak berdampak negatif pada lingkungan. Namun, pemantauan berkelanjutan terhadap dampak lingkungan jangka panjang dan kajian aliran genetik tetap krusial serta penting dilakukan. Isu potensi gene flow ke varietas non-PRG, terutama dari sudut pandang etika pertanian, perlu dipertimbangkan oleh pengembang agar implementasi teknologi ini dapat diterima secara luas dan berkelanjutan

  17. Dokumen yang disajikan komperehensif dalam pengkajian keamanan lingkungan jagung hasil rekayasa genetika MON 89034 × NK603. Pengakajian menunjukkan bahwa produk ini aman untuk lingkungan dari monitoring keanekaragaman mikroba tanah, fauna tanah, dan organisme non-target yang dilakukan di berbagai lokasi, hanya saja area pengujian masih terbatas pada empat lokasi sehingga belum sepenuhnya mewakili keragaman ekosistem pertanian Indonesia secara keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan telah dikembangkan dengan prosedur yang sesuai standar internasional maupun nasional. Mungkin, dalam pengembangan ke depan misalnya dalam dokumen bisa disampaikan lebih lanjut terkait Informasi tentang praktek budidaya, potensi penanganan risiko resistensi, dan manajemen pengendalian gulma dan hama masih disampaikan secara umum dan apakah produk ini memiliki potensi dampak jangka panjang seperti akumulasi resistensi serangga atau evolusi gulma. Tapi untuk acuan pengambilan keputusan bagi regulator, peneliti, dan pihak yang berkepentingan dalam penggunaan produk rekayasa genetika Jagung di Indonesia dokumen ini sudah menyajikan informasi dengan baik.

  18. Jagung PRG (Produk Rekayasa Genetik) stack event MON 89034 x NK603, yang menggabungkan ketahanan terhadap herbisida glifosat dan serangan hama Lepidoptera berpotensi memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas serta pendapatan petani jagung di Indonesia melalui pengurangan risiko gagal panen. Namun, walaupun manfaat ekonominya cukup evident, evaluasi yang lebih mendalam perlu dilakukan terhadap aspek stabilitas genetik tanaman ini, khususnya berkaitan dengan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia, hewan, serta keseimbangan ekosistem dalam jangka panjang. Peningkatan penggunaan varietas tahan hama dan herbisida secara luas berpotensi mendorong peningkatan aplikasi Glifosat di lahan pertanian dan penggunaan varietas tahan Lepidoptera berisiko menyebabkan perubahan dinamika populasi alami hama, serta mempercepat adaptasi hama target terhadap varietas PRG yang nantinya dapat menyebabkan seleksi terhadap spesies gulma resisten serta kegagalan ketahanan varietas dan strategi pengendalian hama menjadi sulit melalui mekanisme adaptasi.
    Selain itu, risiko aliran gen (gene flow) dari tanaman PRG ke tanaman non-PRG di sekitarnya perlu mendapat perhatian serius, khususnya dalam konteks sistem pertanian tradisional di mana petani masih mempertahankan penggunaan benih hasil budidaya sendiri. Walaupun tidak terbukti secara langsung berdampak negatif terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan, aliran gen ini dapat menimbulkan persoalan etika pertanian terkait hak atas kemurnian varietas lokal dan potensi konflik antar petani. Oleh karena itu, disarankan agar pihak pengembang produk PRG ini melakukan kajian risiko yang komprehensif, termasuk strategi mitigasi terhadap aliran gen dan adaptasi gulma serta hama. Pendekatan tersebut tidak hanya akan meningkatkan diterimanya produk di kalangan petani dan masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa pengembangan jagung PRG ini sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan nasional.

  19. Saya telah membaca ringkasan ini dengan seksama, dan saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam menyajikan analisis yang mendalam dan informatif. Ringkasan ini memberikan wawasan baru yang sangat berharga terkait Pengkajian Keamanan Pakan Jagung PRG event MON 94804. Namun, terdapat beberapa hal yang menarik perhatian saya dan menurut saya layak untuk didiskusikan lebih lanjut. apakah jagung PRG tersebut dirakit khusus pakan dan apakah boleh dikonsumsi oleh manusia? karena di jurnal dijelaskan bahwa jagung pRG tersebut tidak menunjukkan potensi alergenisitas atau toksisitas karena miRNA yang digunakan adalah molekul RNA non-coding yang tidak berubah menjadi protein. selain tujuan untuk agronomis seperti meningkatkan stabilitas tanaman, bagaimana dengan kandungan nutrisi pada biji jagungnya? karena antara jagung PRG dan kontrol tidak berbeda nyata pada ayam yang diberi pakan diantara keduanya. saya ingin mengucapkan terima kasih kepada penulis atas kontribusi mereka dalam memberikan wawasan yang berharga melalui jurnal ini. Saya berharap diskusi ini dapat mendorong penelitian lebih lanjut dan membuka peluang untuk eksplorasi yang lebih mendalam di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *