RINGKASAN PENGKAJIAN KEAMANAN LINGKUNGAN JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIK TAHAN TERHADAP SERANGGA DAN TOLERAN TERHADAP GLIFOSAT EVENT MON 89034 × NK603

Status: Close
Open: 19/Mar/2025
Close: 19/May/2025

Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 merupakan produk bioteknologi Bayer yang memberikan manfaat ganda, yaitu melindungi dari hama serangga golongan Lepidoptera melalui event MON 89034, dan toleransi terhadap herbisida glifosat melalui event NK603. Kedua sisipan yang terdapat dalam jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 diperoleh dari galur jagung yang mengandung dua event tunggal yang independen, yaitu MON 89034 dan NK603. Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603, diperoleh melalui persilangan kedua event dan tidak ada modifikasi genetika baru yang terlibat.

Pengkajian dokumen Analisis Risiko Lingkungan (ARL) jagung PRG stack event MON 89034×NK603 telah dilakukan oleh Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) bidang Keamanan Lingkungan pada tanggal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Risiko Lingkungan Produk Rekayasa Genetik.

https://indonesiabch.menlhk.go.id/v3/wp-content/uploads/2025/03/Ringkasan-ARL-MON-89034-x-NK603_4-Mar-2025-1.pdf

Share:

Berikan Tanggapan

28 Responses

  1. “Jagung PRG yang tahan terhadap glifosat dan serangan FAW (Fall Armyworm) sangat ditunggu-tunggu oleh para petani, karena varietas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka serta mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penggunaan herbisida yang berlebihan. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan petani dapat lebih mudah dalam mengelola lahan mereka dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

  2. Jagung PRG yang toleran terhadap glifosat dan tahan serangan FAW (Fall Armyworm) sangat ditunggu-tunggu oleh para petani, karena varietas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka serta mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penggunaan herbisida yang berlebihan. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan petani dapat lebih mudah dalam mengelola lahan mereka dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi

  3. Tidak dipungkiri kebutuhan jagung di Indonesia sangat besar dan sangat menguntungkan untuk petani karena harga semakin meningkat. Apalagi dengan adanya kebijakan tidak diperbolehkan impor jagung. Petani Indonesia sangat antusias terhadap keuntungan jangka pendek dibandingkan dampak jangka panjang karena kurangnya edukasi dari varietas PRG seperti ini. Efek yang ditimbulkan bisa jadi bersifat tidak langsung dan jangka waktu lama untuk melihat dampaknya. Dari pengujian yang perlu saya kritisi adalah untuk lokasi uji tidak dilakukan di pusat-pusat penanaman jagung di Indonesia dan sangat sedikit uji lokasinya. Secara wilayah uji saya rasa masih kurang luas jangkauan wilayahnya. Bogor, Malang, Makasar (bahkan disebutkan empat wilayah tapi di dalam tulisan hanya 3 wilayah) bukan merupakan wilayah penanaman jagung pakan. Hal ini dapat menyebabkan biasnya hasil pengujian lingkungan. Sentra produksi terdapat diwilayah Jawa Timur (Jember, Kediri, Tulungagung, Blitas dan Lamongan), Jawa Tengah (Grobogan dan Blora), Lampung, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Uji diwilayah penanaman sentral dapat mengukur tingkat residu Glifosat tanah serta mikroba yang terdapat didalamnya akibat dari penggunaan varietas PRG dari Bayer sebelumnya serta terkait hama-hama jenis target varietas yang ada diwilayah tersebut. Sudah dipastikan ketika petani menggunakan varietas tahan hama dan Glifosat maka penanggulangan gulma akan menggunakan Glifosat dan dalam jangka panjang akan memunculkan hama tahan Glifosat karena mekanisme adaptasi gulma. Sedangkan untuk varietas tahan Lepidoptera akibat penggunaan varietas tahan dimungkinkan meningkatnya predator alami Lepidoptera yang mungkin dapat menyebabkan masalah baru disertai dengan dalam jangka panjang hama akan semakin adaptif terhadap varietas sehingga ketahanan akan patah. Hal ini dapat menimbulkan ledakan hama baru yang lebih tahan. Pelepasan varietas PRG baru dari Bayer ini tentu penggunaanya tidak akan terbatas di wilayah uji bahkan akan digunakan seluruh wilayah penanaman apabila petani merasa itu dapat lebih menguntungkan dengan penurunan biaya perawatan. Glifosat dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tertentu (seperti P-Bray I, Mg, N-Total) dalam tanah, tetapi juga dapat mengurangi ketersediaan unsur hara lain (seperti Fe-DTPA, Ca). Aliran gen flow juga tidak akan terlihat kalau tidak dilakukan dilokasi sentra jagung, karena ketika dilokasi sentral maka keberagaman varietas jagung tinggi sehingga akan mampu melihat apakah ada atau tidaknya potensi gen flow tersebut.

  4. Dokumen kajian keamanan lingkungan jagung PRG dari PT Bayer menunjukkan beberapa keterbatasan signifikan. Ruang lingkup penelitian yang hanya mencakup empat lokasi uji dalam rentang waktu 1-2 tahun dinilai tidak memadai untuk merepresentasikan keragaman agroekosistem Indonesia. Selain itu, metodologi yang digunakan belum komprehensif karena masih mengandalkan metode observasi visual konvensional tanpa dilengkapi data dasar sensitivitas hama (LC50) maupun penerapan teknik molekuler terkini seperti qPCR untuk deteksi resistensi.Untuk memenuhi standar kelayakan, diperlukan penyempurnaan dokumen melalui: (1) perluasan cakupan studi minimal mencakup 12 sentra produksi utama dengan periode pengamatan selama tiga musim tanam berturut-turut; (2) penerapan metode analisis mutakhir termasuk qPCR untuk deteksi dini resistensi dan pemetaan genomik hama target; serta (3) penyusunan rencana pemantauan pasca-komersialisasi dan protokol mitigasi risiko yang disesuaikan dengan karakteristik spesifik lokasi. Penyempurnaan ini menjadi prasyarat sebelum dokumen dapat disetujui.

  5. Jagung PRG stack evant MON 89034 x NK603 adalah solusi bagi petani karena jagung dalam mengendalikan hama penggerek dan pengendalian gulma. Seperti yang kita ketahui bahwa serangan hama penggerek terutama serangan FAW (Fall armyworm) sangat meresahkan dan dapat menurunkan hasil panen bahkan dapat membuat gagal panen karena hama tersebut menyerang tanaman pada awal pertumbuhan dengan memakan bagian titik tumbuh tanaman. Disamping itu, masalah gulma cukup meresahkan karena harga herbisida yang tinggi menyebabkan petani kesulitan membeli sehingga pengendalian gulma tidak maksimal. Dengan adanya jagung PRG makan masalah serangan hama dan gulma dapat dikendalikan secara efektif dan efisien. Tentu hal tersebut akan dapat meningkatkan produksi jagung dan juga meningkatkan pendapatan petani jagung.

  6. Jagung PRG stack evant MON 89034 x NK603 adalah solusi bagi para petani jagung karena secara tidak langsung dapat melakukan pengendalian terhadap hama/serangga penggerek dan toleran terhadap glifosat (dapat mengendalikan gulma). Seperti yang kita ketahui bahwa serangan hama penggerek terutama serangan FAW (Fall armyworm) sangat meresahkan dan dapat menurunkan hasil panen bahkan dapat membuat gagal panen karena hama tersebut menyerang tanaman pada awal pertumbuhan dengan memakan bagian titik tumbuh tanaman. Disamping itu, masalah gulma cukup meresahkan karena harga herbisida yang tinggi menyebabkan petani kesulitan membeli sehingga pengendalian gulma tidak maksimal. Dengan adanya jagung PRG maka masalah serangan hama/serangga dan gulma dapat dikendalikan secara efektif dan efisien. Tentu hal tersebut akan dapat meningkatkan produksi jagung dan juga meningkatkan pendapatan petani jagung.

  7. Saya telah membaca ringkasan mengenai kajian keamanan lingkungan jagung PRG yang memberikan pengendalian yang efektif terhadap hama golongan Lepidoptera target dan tahan terhadap herbisida berbahan aktif glifosat. Jagung PGR ini sangat bermanfaat bagi petani karena dapat mengurangi biaya untuk pengendalian hama seperti pembelian insektisida, mempermudah dalam pengendalian gulma (tidak secara manual), serta dapat meningkatkan produktivitas hasil panen jagung. Penemuan tetua jagung PRG event MON 89034 dan jagung PRG event NK603 melalui rekayasa genetika sangat bermanfaat karena dapat digunakan dalam perbaikan sifat jagung berikutnya dalam program pemuliaan tanaman. Gen cry1A.105 dan cryA2b2 yang berfungsi sebagai pengendali hama golongan Lepidoptera target dapat disisipkan ke tanaman lain seperti padi dan kedelai sehingga akan memperoleh tanaman transgenik padi dan kedelai tahan hama golongan Lepidoptera target. Gen cp4 epsps dan cp4 epspsL214p juga dapat disisipkan ke tanaman lain seperti kelapa sawit agar memperoleh ketahanan terhadap penggunaan herbisida berbahan glifosat sehingga pengendalian gulma di perkebunan jadi lebih efisien. Mungkin perlu ditambahkan wilayah lokasi tempat pengujian keamanan hayati selain di Bogor, Malang dan Makasar seperti dilakukan di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua, mengingat Pemerintah saat ini sedang mencanangkan program Food Estate di beberapa wilayah tersebut karena tiap lokasi memiliki lingkungan ekologi dan ekosistem yang berbeda sehingga hasilnya mungkin juga akan berbeda. Petani perlu diberikan pendampingan atau sosialisasi dalam budidaya jagung PRG, mengingat petani di Indonesia banyak yang masih memiliki pengetahuan yang minim tentang bahaya pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida berbahan aktif sama (contoh glifosat) secara berulang dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi gulma terhadap herbisida. Selain itu, memberikan informasi terkait dengan jarak antar lahan minimum dengan tanaman sejenis tetapi berbeda varietas, karena dikhawatirkan hama golongan Lepidoptera target menyerang tanaman di sekitarnya yang sejenis tetapi beda varietas.

  8. Jagung PRG MON 89034 × NK603 menunjukkan kemajuan penting dalam bioteknologi pertanian yang aman dan ramah lingkungan. Hasil pengkajian tersebut membuktikan bahwa jagung ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun organisme non-target. Ke depannya, diharapkan teknologi ini dapat dimanfaatkan lebih luas untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Edukasi dan pemantauan berkelanjutan juga harus ditingkatkan agar pemanfaatannya tetap aman dan bermanfaat bagi petani dan lingkungan.

  9. Tidak dipungkiri kebutuhan jagung di Indonesia sangat besar dan sangat menguntungkan untuk petani karena harga semakin meningkat. Didukung saat ini adanya kebijakan tidak diperbolehkan impor jagung. Petani Indonesia sangat antusias terhadap keuntungan harga yang dapat langsung dirasakan dibandingkan dampak jangka panjang karena kurangnya edukasi dari varietas PRG seperti ini. Efek yang ditimbulkan bisa jadi bersifat tidak langsung dan jangka waktu lama untuk melihat dampaknya. Dari pengujian yang saya pertanyakan adalah untuk lokasi uji tidak dilakukan di pusat-pusat penanaman jagung di Indonesia dan sangat sedikit uji lokasinya. Secara wilayah uji saya rasa masih kurang luas jangkauan wilayahnya. Bogor, Malang, Makasar (bahkan disebutkan empat wilayah tapi di dalam tulisan hanya 3 wilayah) bukan merupakan wilayah penanaman jagung pakan. Hal ini dapat menyebabkan biasnya hasil pengujian lingkungan. Sentra produksi terdapat diwilayah Jawa Timur (Jember, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Lamongan), Jawa Tengah (Grobogan dan Blora), Lampung, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Uji diwilayah penanaman sentral dapat mengukur tingkat residu Glifosat tanah serta mikroba yang terdapat didalamnya akibat dari penggunaan varietas PRG dari Bayer sebelumnya serta terkait hama-hama jenis target varietas yang ada diwilayah tersebut. Sudah dipastikan ketika petani menggunakan varietas tahan hama dan Glifosat maka penanggulangan gulma akan menggunakan Glifosat dan dalam jangka panjang akan memunculkan gulma tahan Glifosat karena mekanisme adaptasi gulma. Sedangkan untuk varietas tahan Lepidoptera akibat penggunaan varietas tahan dimungkinkan meningkatnya predator alami Lepidoptera yang mungkin dapat menyebabkan masalah baru disertai dengan dalam jangka panjang hama akan semakin adaptif terhadap varietas sehingga ketahanan akan patah dan untuk penanggulanganya akan sulit. Hal ini dapat menimbulkan ledakan hama baru yang lebih tahan. Pelepasan varietas PRG baru dari Bayer ini tentu penggunaanya tidak akan terbatas di wilayah uji bahkan akan digunakan seluruh wilayah penanaman apabila petani merasa itu dapat lebih menguntungkan dengan penurunan biaya perawatan. Glifosat dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tertentu (seperti P-Bray I, Mg, N-Total) dalam tanah, tetapi juga dapat mengurangi ketersediaan unsur hara lain (seperti Fe-DTPA, Ca). Aliran gen flow juga tidak akan terlihat kalau tidak dilakukan dilokasi sentra jagung, karena ketika dilokasi sentral maka keberagaman varietas jagung tinggi sehingga akan mampu melihat apakah ada atau tidaknya potensi gen flow tersebut.

  10. Tidak dipungkiri kebutuhan jagung di Indonesia sangat besar dan sangat menguntungkan untuk petani karena harga semakin meningkat. Didukung saat ini adanya kebijakan tidak diperbolehkan impor jagung. Petani Indonesia sangat antusias terhadap keuntungan harga yang dapat langsung dirasakan dibandingkan dampak jangka panjang karena kurangnya edukasi dari varietas PRG seperti ini. Efek yang ditimbulkan bisa jadi bersifat tidak langsung dan jangka waktu lama untuk melihat dampaknya. Dari pengujian yang saya pertanyakan adalah untuk lokasi uji tidak dilakukan di pusat-pusat penanaman jagung di Indonesia dan sangat sedikit uji lokasinya. Secara wilayah uji saya rasa masih kurang luas jangkauan wilayahnya. Bogor, Malang, Makasar (bahkan disebutkan empat wilayah tapi di dalam tulisan hanya 3 wilayah) bukan merupakan wilayah penanaman jagung pakan. Hal ini dapat menyebabkan biasnya hasil pengujian lingkungan. Sentra produksi terdapat diwilayah Jawa Timur (Jember, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Lamongan), Jawa Tengah (Grobogan dan Blora), Lampung, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Uji diwilayah penanaman sentral dapat mengukur tingkat residu Glifosat tanah serta mikroba yang terdapat didalamnya akibat dari penggunaan varietas PRG dari Bayer sebelumnya serta terkait hama-hama jenis target varietas yang ada diwilayah tersebut. Sudah dipastikan ketika petani menggunakan varietas tahan hama dan Glifosat maka penanggulangan gulma akan menggunakan Glifosat dan dalam jangka panjang akan memunculkan gulma tahan Glifosat karena mekanisme adaptasi gulma. Sedangkan untuk varietas tahan Lepidoptera akibat penggunaan varietas tahan dimungkinkan meningkatnya predator alami Lepidoptera yang mungkin dapat menyebabkan masalah baru disertai dengan dalam jangka panjang hama akan semakin adaptif terhadap varietas sehingga ketahanan akan patah dan untuk penanggulanganya akan sulit. Hal ini dapat menimbulkan ledakan hama baru yang lebih tahan. Pelepasan varietas PRG baru dari Bayer ini tentu penggunaanya tidak akan terbatas di wilayah uji bahkan akan digunakan seluruh wilayah penanaman apabila petani merasa itu dapat lebih menguntungkan dengan penurunan biaya perawatan. Glifosat dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tertentu (seperti P-Bray I, Mg, N-Total) dalam tanah, tetapi juga dapat mengurangi ketersediaan unsur hara lain (seperti Fe-DTPA, Ca). Aliran gen flow juga tidak akan terlihat kalau tidak dilakukan dilokasi sentra jagung, karena ketika dilokasi sentral maka keberagaman varietas jagung tinggi sehingga akan mampu melihat apakah ada atau tidaknya potensi gen flow tersebut.

  11. Stabilitas sifat fenotipik jagung PRG event MON 89034 dan NK603 yang diuji dalam beberapa generasi, menunjukkan bahwa transfer genetik yang dilakukan dapat dipertahankan dan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan pada jenis lain. Tingkat toleransi jagung terhadap herbisida glifosat dan perlindungan terhadap serangga target memberikan keuntungan agronomis yang menjanjikan.

  12. Hama dan gulma merupakan dua faktor pembatas terpenting produktivitas jagung. Teknologi rekombinan DNA yang berkembang saat ini memberi peluang untuk merakit tanaman tahan hama dan herbisida melalui rekayasa genetika. Salah satunya, tanaman jagung PRG produk bioteknologi Bayer yang tahan hama dan gulma. Kehadiran produk jagung PRG tersebut jelas sangat diharapkan oleh para petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan meminimalisir penggunaan pestisida yang berdampak buruk terhadap keamanan lingkungan, pangan maupun pakan. Namun, penggunaan tanaman jagung PRG ini tetap memiliki potensi terjadinya transfer gen jika tidak memperhatikan adanya tanaman penghalang, isolasi jarak tanam dan isolasi waktu tanam; potensi keragaman organisme nontarget yang hasilnya dari 2 LUT berbeda (Bogor dan Malang); karena tanaman PRG ini spesifik golongan lepidoptera sehingga jelas akan mempengaruhi rantai makanan dan keseimbangan eksosistem. Sehingga penggunaan tanaman jagung PRG tahan hama dan herbisida perlu dikombinasikan dengan teknologi lain dalam pengelolaan hama agar dampak negatifnya minim. Misalnya dilakukan rotasi tanaman antara tanaman jagung PRG tahan hama golongan lepidoptera dan herbisida dengan tanaman PRG lainnya sehingga hama yang ada di lahan tersebut bisa berbeda-beda.

  13. Inovasi ini sangat bagus sekali, dimana jagung PRG ini tidak hanya tahan terhadap serangan hama, tetapi mempunyai toleransi terhadap herbisida glifosat, ini memberikan banyak manfaat bagi para petani jagung, karena dapat mengurangi biaya perawatan terhadap pengendalian hama dan gulma, juga dapat mengurangi dampak lingkungan terhadap pengendalian secara kimiawi. Kemudian ini juga sangat bagus sekali, dimana jagung PRG memiliki performa yang baik setelah diuji pada 4 kota di indonesia dengan iklim yang berbeda-beda. Harapannya, hasil pemantauan jagung PRG ini menunjukkan hasil yang baik dan dapat memberikan manfaat positif bagi petani serta tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.”

  14. Jagung PRG stack event MON 89034 x NK603 adalah produk rekayasa genetik yang memiliki peluang untuk membantu petani-petani jagung di Indonesia. Produk yang dihasilkan memungkinkan untuk mengurangi resiko gagal panen dan meningkatkan pendapatan petani. Saya juga berharap adanya penekanan untuk peluang ketidakstabilan PRG secara genotipik terutama pada potensi dampak terhadap manusia dan hewan. Point lainnya yang perlu saya highlight adalah terkait informasi risiko pemindahan gen (gene flow) melalui penyebaran tepung sari dan potensi perpindahan gen dari tanaman PRG. Hal ini menurut saya perlu dibicarakan lebih mendalam jika dalam case tertentu, di mana ada lahan petani yang sudah commit untuk menggunakan non-PRG dan masih menggunakan benih dari hasil budidaya sendiri, maka secara tidak sadar akan ada gene flow pada case seperti itu. Memang tidak ada menyebabkan risiko bagi manusia dan lingkungan, tapi ke agricultural ethics inter-petani. Case ini perlu disolve oleh proponen, jika dianggap dapat menambah nilai selling point. Semoga produk PRG ini dapat berhasil sesuai dengan tujuan pengembangannya.

  15. Saya mengakui potensi yang besar dari rekayasa genetika untuk mengatasi masalah saat ini, seperti serangan organisme pengganngu tanaman (hama, penyakit, dan gulma). Jika dilakukan dengan bijak dan transparan, rekayasa genetika tentu menjadi salah satu alat dan inovasi yang bagus. Produk rekayasa genetika seperti MON 89034 × NK603 ini menunjukan sudah seberapa jauh kita memahami dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pengkajian keamanan tentu menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan.

    Dari hasil pengkajian khusus MON 89034 × NK603 ini, jagung tersebut aman secara hayati dan lingkungan. Meskipun demikian, tentu resiko dari setiap teknologi baru pasti ada. Seperti yang terjadi pada PRG kanola di Kanada, terjadi aliran gen dari lahan yang ditanami PRG Kanola ke lahan yang ditanami dengan kanola non-transgenik. Hal tersebut tentu mengganggu petani lainnya, yang mungkin menginginkan budidaya organik. Oleh karena itu, saya ingin menyoroti hasil pengkajian keamanan dari MON 89034 × NK603 ini khususnya pada bagian potensi dampak terhadap organisme non-target dan keanekaragaman hayati, serta potensi terjadinya perpindahan gen. Respon yang tidak konsisten dari pengujian di empat lokasi tidak serta merta dapat dikatakan aman secara lingkungan, karena tetap menunjukkan adanya resiko. Selain itu, pernyataan “tidak menjadi perhatian” dalam file pengkajian cukup mengganggu.

    Menurut saya, ini bukan tentang mendukung atau menentang produk rekayasa genetika, tapi pertanian seperti apa yang ingin kita bangun dan bagaimana cara kita menggunakan teknologi baru tersebut. Hal penting lainnya adalah bagaimana kepentingan petani dalam penerapannya, khususnya bagi mereka yang masih dalam pertanian skala kecil.

  16. Menurut saya, jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 merupakan inovasi yang sangat bermanfaat bagi petani, karena dapat melindungi tanaman jagung dari hama utama Lepidoptera dan memiliki toleransi terhadap herbisida glifosat sehingga petani dapat membasmi gulma tanpa khawatir tanaman jagungnya menjadi mati. Hal ini tentu memberikan kemudahan bagi petani dalam melaksanakan budidaya dan dapat membantu meningkatkan hasil panen. Namun, perlu diperhatikan pula dampak dari keunggulan tersebut seperti peningkatan penggunaan herbisida berbahan aktif glifosat yang mana beberapa negara telah melarang penggunaan bahan aktif tersebut karena efek karsinogenik dan kerusakan ekosistem dalam jangka panjang. Penggunaan herbisida secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi gulma dan penurunan kualitas tanah. Inovasi ini juga dapat meningkatkan ketergantungan petani terhadap perusahaan yang mengembangkan benih tersebut.

  17. Jagung PRG yang toleran terhadap serangga dan herbisida merupakan solusi yang tepat bagi petani jagung. Masalah serangan serangga terutama FAW dan gulma sangat meresahkan. Tentu keduanya dapat menurunkan hasil panen bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Serangan hama ulat terutama FAW belakangan sangat signifikan menyebabkan kehilangan hasil pada budidaya jagung karena ulat menyerang pada awal pertumbuhan tanaman dengan memakan bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman. Selain itu juga, keberadaan gulma di awal fase pertumbuhan tanaman juga signifikan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat karena adanya kompetisi baik air, unsur hara dan sinar matahari. Untuk menanggulangi kedua masalah tersebut, petani harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli insektisida dan herbisida. Dengan adanya jagung PRG maka akan menjadi solusi terbaik untuk budidaya jagung, juga dapat menekan biaya pemeliharaan tanaman dalam hal pembelian pestisida dan tentu dapat meningkatkan pendapatan petani. Kemudian, dapat meningkatkan produksi jagung Nasional. Akan tetapi, jagung PRG yang dikomersilkan harus mentaati aturan pemerintah dan tidak mengancam keanekaragaman hayati atau tanpa memiliki efek samping terhadap lingkungan dan ekosistem pertanian.

  18. Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini

  19. Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini

  20. “Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini”

  21. Menurut saya, informasi ini memberikan paparan yang cukup komprehensif mengenai pengkajian keamanan lingkungan dari jagung PRG stack event MON 89034 × NK603, terutama menyangkut keamanan terhadap organisme non-target, stabilitas genetik, dan potensi risiko ekologis. Informasi yang disajikan sangat penting untuk menilai risiko transfer gen dan stabilitas genetik, namun akan lebih baik jika ditambahkan diagram ringkas tentang letak masing-masing gen dalam konstruksi DNA yang dimasukkan. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry1A.105, Cry2Ab2, dan CP4 EPSPS diwariskan secara stabil dan sesuai dengan hukum mendel, validasi melalui analisis Southern blot dan PCR juga disampaikan. Namun, bisa ditambahkan data kuantitatif ekspresi protein antar generasi untuk memperkuat klaim kestabilan.

  22. Permohonan keamanan lingkungan atas jagung PRG MON 89034 yang mengandung gen Cry1A.105 dan Cry2Ab2 dari PT Bayer telah disusun dengan baik dan berbasis data ilmiah yang komprehensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry tidak memberikan dampak negatif terhadap organisme non-target, keanekaragaman hayati, maupun keseimbangan lingkungan. Penilaian juga membuktikan bahwa jagung ini memiliki karakter fenotipik dan agronomik yang setara dengan jagung konvensional. Secara keseluruhan, permohonan ini memenuhi persyaratan untuk mendapatkan persetujuan keamanan lingkungan di Indonesia.

  23. Berdasarkan dokumen permohonan keamanan lingkungan atas jagung PRG MON 89034 yang mengandung gen Cry1A.105 dan Cry2Ab2 dari PT Bayer ini disusun dengan baik dan berbasis data ilmiah yang komprehensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekspresi protein Cry tidak memberikan dampak negatif terhadap organisme non-target, keanekaragaman hayati, maupun keseimbangan lingkungan. Penilaian juga membuktikan bahwa jagung ini memiliki karakter fenotipik dan agronomik yang setara dengan jagung konvensional. Secara keseluruhan, permohonan ini memenuhi persyaratan untuk mendapatkan persetujuan keamanan lingkungan di Indonesia.

  24. Secara keseluruhan, ringkasan ini menyajikan pengkajian keamanan lingkungan jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 dengan baik. Ringkasan ini memberikan informasi yang komprehensif mengenai karakteristik genetik, fenotipik, dan agronomi jagung PRG, serta analisis potensi risiko terhadap organisme nontarget, keanekaragaman hayati, dan potensi menjadi gulma. Jagung PRG stack event MON 89034 × NK603 dianggap aman untuk lingkungan dan dapat dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ringkasan ini memberikan informasi penting bagi para petani, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penggunaan jagung PRG di Indonesia.

  25. Jagung PRG stack event MON 89034 x NK603 merupakan solusi yang menjanjikan dan efektif bagi petani jagung dalam mengatasi masalah hama dan gulma secara bersamaan. Keunggulan utamanya adalah potensi peningkatan hasil panen yang signifikan dan pengurangan biaya produksi dengan meminimalisir penggunaan insektisida dan herbisida. Meskipun ada kekhawatiran di sebagian masyarakat terkait konsumsi produk pertanian yang berhubungan dengan rekayasa genetika, artikel ini menjelaskan bahwa jagung PRG tersebut aman dan tidak berdampak negatif pada lingkungan. Namun, pemantauan berkelanjutan terhadap dampak lingkungan jangka panjang dan kajian aliran genetik tetap krusial serta penting dilakukan. Isu potensi gene flow ke varietas non-PRG, terutama dari sudut pandang etika pertanian, perlu dipertimbangkan oleh pengembang agar implementasi teknologi ini dapat diterima secara luas dan berkelanjutan

  26. Dokumen yang disajikan komperehensif dalam pengkajian keamanan lingkungan jagung hasil rekayasa genetika MON 89034 × NK603. Pengakajian menunjukkan bahwa produk ini aman untuk lingkungan dari monitoring keanekaragaman mikroba tanah, fauna tanah, dan organisme non-target yang dilakukan di berbagai lokasi, hanya saja area pengujian masih terbatas pada empat lokasi sehingga belum sepenuhnya mewakili keragaman ekosistem pertanian Indonesia secara keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan telah dikembangkan dengan prosedur yang sesuai standar internasional maupun nasional. Mungkin, dalam pengembangan ke depan misalnya dalam dokumen bisa disampaikan lebih lanjut terkait Informasi tentang praktek budidaya, potensi penanganan risiko resistensi, dan manajemen pengendalian gulma dan hama masih disampaikan secara umum dan apakah produk ini memiliki potensi dampak jangka panjang seperti akumulasi resistensi serangga atau evolusi gulma. Tapi untuk acuan pengambilan keputusan bagi regulator, peneliti, dan pihak yang berkepentingan dalam penggunaan produk rekayasa genetika Jagung di Indonesia dokumen ini sudah menyajikan informasi dengan baik.

  27. Jagung PRG (Produk Rekayasa Genetik) stack event MON 89034 x NK603, yang menggabungkan ketahanan terhadap herbisida glifosat dan serangan hama Lepidoptera berpotensi memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas serta pendapatan petani jagung di Indonesia melalui pengurangan risiko gagal panen. Namun, walaupun manfaat ekonominya cukup evident, evaluasi yang lebih mendalam perlu dilakukan terhadap aspek stabilitas genetik tanaman ini, khususnya berkaitan dengan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia, hewan, serta keseimbangan ekosistem dalam jangka panjang. Peningkatan penggunaan varietas tahan hama dan herbisida secara luas berpotensi mendorong peningkatan aplikasi Glifosat di lahan pertanian dan penggunaan varietas tahan Lepidoptera berisiko menyebabkan perubahan dinamika populasi alami hama, serta mempercepat adaptasi hama target terhadap varietas PRG yang nantinya dapat menyebabkan seleksi terhadap spesies gulma resisten serta kegagalan ketahanan varietas dan strategi pengendalian hama menjadi sulit melalui mekanisme adaptasi.
    Selain itu, risiko aliran gen (gene flow) dari tanaman PRG ke tanaman non-PRG di sekitarnya perlu mendapat perhatian serius, khususnya dalam konteks sistem pertanian tradisional di mana petani masih mempertahankan penggunaan benih hasil budidaya sendiri. Walaupun tidak terbukti secara langsung berdampak negatif terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan, aliran gen ini dapat menimbulkan persoalan etika pertanian terkait hak atas kemurnian varietas lokal dan potensi konflik antar petani. Oleh karena itu, disarankan agar pihak pengembang produk PRG ini melakukan kajian risiko yang komprehensif, termasuk strategi mitigasi terhadap aliran gen dan adaptasi gulma serta hama. Pendekatan tersebut tidak hanya akan meningkatkan diterimanya produk di kalangan petani dan masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa pengembangan jagung PRG ini sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan nasional.

  28. Saya telah membaca ringkasan ini dengan seksama, dan saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam menyajikan analisis yang mendalam dan informatif. Ringkasan ini memberikan wawasan baru yang sangat berharga terkait Pengkajian Keamanan Pakan Jagung PRG event MON 94804. Namun, terdapat beberapa hal yang menarik perhatian saya dan menurut saya layak untuk didiskusikan lebih lanjut. apakah jagung PRG tersebut dirakit khusus pakan dan apakah boleh dikonsumsi oleh manusia? karena di jurnal dijelaskan bahwa jagung pRG tersebut tidak menunjukkan potensi alergenisitas atau toksisitas karena miRNA yang digunakan adalah molekul RNA non-coding yang tidak berubah menjadi protein. selain tujuan untuk agronomis seperti meningkatkan stabilitas tanaman, bagaimana dengan kandungan nutrisi pada biji jagungnya? karena antara jagung PRG dan kontrol tidak berbeda nyata pada ayam yang diberi pakan diantara keduanya. saya ingin mengucapkan terima kasih kepada penulis atas kontribusi mereka dalam memberikan wawasan yang berharga melalui jurnal ini. Saya berharap diskusi ini dapat mendorong penelitian lebih lanjut dan membuka peluang untuk eksplorasi yang lebih mendalam di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *