Bakteri Corynebacterium glutamicum KCCM 80387 adalah produk rekayasa genetik dari C. glutamicum ATCC 13869. Bakteri PRG tersebut dimiliki oleh CJ CheilJedang Korea dan akan digunakan oleh PT. Cheil Jedang Indonesia untuk memproduksi L-Arginin sebagai produk utama dan produk sampingnya berupa protein sel tunggal dan bahan pupuk organik berbentuk cair. Uji coba penggunaan bakteri PRG C. glutamicum KCCM 80387 pada Fasilitas Uji Terbatas (FUT) di Regional Technical Center (RTC) Pasuruan PT. Cheil Jedang Indonesia memberikan hasil sebagai berikut: (1) bakteri PRG memproduksi L-Arginin lebih tinggi daripada bakteri non-PRG (parental strain); (2) produksi L-Arginin dari bakteri PRG menghasilkan produk samping berupa protein sel tunggal yang memenuhi standar protein sel tunggal untuk pakan; (3) produksi L-Arginin
dari bakteri PRG menghasilkan produk samping berupa cairan yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik berbentuk cair.
One Response
Berbicara tentang PRG tentu tidak asing lagi bagi kita terhadap regulasi yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, yaitu setidaknya harus memenuhi keamanan dari 3 aspek yaitu, pangan, pakan dan lingkungan. Melalui ringkasan tersebut, dapat dilihat bahwa jagung PRG telah melalui tahap pengujian hasil dari berbagai studi laboratorium dan lapangan yang menunjukkan keamanan lingkungan dan keamanan konsumsi, termasuk untuk pangan dan pakan. Selain itu dilakukan pula kajian keamanan lingkungan yang komprehensif dan berdasarkan standar regulasi yang berlaku. Data lapangan dan analisis fenotipe menunjukkan bahwa MON 89034 × NK603 relatif aman untuk lingkungan dan tidak berbeda signifikan dengan jagung konvensional dalam hal dampak ekologis. Oleh karena itu, saya cenderung memandang dokumen ini sebagai sumber informasi yang valid dan mendukung penggunaan jagung PRG tersebut dari sisi keamanan lingkungan. Namun, saya juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan kajian lebih lanjut terutama terkait aliran genetik ke varietas lain, dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati, serta implikasi sosial dan ekonomi yang belum dibahas secara mendalam dalam dokumen ini. Pendekatan kehati-hatian dan pemenuhan regulasi sangat diperlukan dalam implementasi komersial jagung ini