Ringkasan Hasil Pengkajian Keamanan Lingkungan Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Stacked Event Bt11xGA21 Resisten Penggerek Batang dan Toleran Glifosat

Status: Close
Open: 23/Apr/2020
Close: 23/Jun/2020

Jagung PRG stacked event Bt11xGA21 (jagung PRG Bt11xGA21) adalah produk Syngenta yang merupakan hasil persilangan konvensional dari jagung PRG GA21 dan jagung PRG Bt11. Di Amerika jagung PRG GA21 sudah dibudidayakan sejak tahun 1997 dan jagung PRG Bt11 sudah dibudidayakan sejak tahun 1996, setelah itu jagung PRG Bt11xGA21 diproduksi dan ditanam di Amerika Serikat dan beberapa negara (9 negara). Jagung PRG Bt11xGA21 mengekspresikan protein Cry1Ab yang termodifikasi (truncated dan codon optimized), yang selanjutnya disebut truncated Cry1Ab dan mEPSPS. Truncated Cry1Ab bertanggungjawab untuk sifat ketahanan terhadap hama penggerek batang Ostrinia furnacalis dan mEPSPS untuk toleransi terhadap herbisida berbahan aktif glifosat. Di Indonesia  O. furnacalis merupakan hama penting tanaman jagung dengan daerah sebar meliputi Sumatera (semua provinsi kecuali Bangka Belitung, Sumatera Barat, Riau Kepulauan), Jawa (semua provinsi kecuali Banten), Kalimantan (semua provinsi kecuali Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara), seluruh kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua (Waterhouse, 1993; Abdullah dan Rauf, 2011; Permadi dan Harahap, 2019; BBPOPT, 2019). Setiap pertambahan infestasi satu ekor larva per tanaman menyebabkan kehilangan hasil sebesar 4,9%pada fase V10 (10 daun terbuka sempurna); 4,5% pada fase R1 (keluarnya rambut tongkol); dan 3,7% pada fase R2 (Subiadi et al., 2014). Penanaman jagung PRG Bt11xGA21 di daerah endemis O. furnacalis akan membantu petani Indonesia menghindari/mengurangi kerugian dari kehilangan hasil panen akibat serangan O. furnacalis dan membantu dalam pengendalian gulma di lahan. Brookes dan Barfoot (2018) melaporkan bahwa secara global penggunaan tanaman PRG tahan serangga hama (termasuk breeding stacknya) berkontribusi mengurangi penggunaan pestisida sebesar 8,2% dan mengurangi Environmental Impact Quotient (EIQ) sebesar 18,4%.

https://indonesiabch.menlhk.go.id/v3/wp-content/uploads/2023/01/FINAL-Ringkasan-ARL-jagung-PRG-Bt11XGA21.pdf

Share:

Berikan Tanggapan