JAKARTA, KOMPAS – 27 September 2012. Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika mengkaji keamanan lingkungan dari tanaman jagung Bt dan jagung RR yang merupakan produk hasil modifikasi genetis. Langkah ini perlu meskipun jagung RR sudah dibudidaya dan menguntungkan di negara lain. Ketua Komisi Keamanan hayati (KKH) Produk Rekayasa Genetik (PRG) Agus Pakpahan, dari India, Sabtu (15/9), mengatakan, rekomendasi keamanan lingkungan untuk jagung Bt Mon89034 dan jagung RR NK 603 belum dikeluarkan KKH. Ini mengingat masih diperlukan informasi yang belum disampaikan pemohon. Agus mengatakan, pertimbangan utama dalam memberikan rekomendasi adalah hasil pengujian secara ilmiah oleh para pakar yang tergabung dalam tim teknis KKH PRG. Pertimbangan lain termasuk pengalaman empiris di negara lain dalam membudidayakan jagung transgenik atau modifikasi genetik (genetically modified organism/GMO). “Walaupun jagung RR NK 603 sudah ditanam di Filipina dan hasilnya menguntungkan, tetap saja untuk memenuhi kaidah keamanan lingkungan harus kita uji kembali,” ujar Agus. Sidang pleno KKH PRG dua pekan lalu memutuskan mengeluarkan rekomendasi keamanan pakan untuk dua produk jagung yang diuji, yaitu jagung Bt Mon89034 dan jagung RR NK 603. Rekomendasi diberikan kepada Kementrian Pertanian (Kementan) agar selanjutnya Kementan menerbitkan sertifikat keamanan pakan. Dengan terbitnya sertifikat itu, secara legal jagung Bt dan jagung RR untuk kedua tipe itu aman untuk konsumsi pakan, baik untuk unggas maupun hewan peliharaan lain. Sebelumnya, per Februari 2011, Badan Pengawas Obat dan Makanan menerbitkan sertifikat keamanan pangan untuk kedua jagung transgenik di atas setelah mendapat rekomendasi dari KKH PRG. Dengan demikian, selain aman dikonsumsi hewan, jagung transgenik juga aman dikonsumsi manusia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Haryono mengatakan, konsekuensi dari terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pengujian, Penlilaian, Pelepasan, dan Penarikan varietas adalah proses pengujian bisa lebih cepat. Menteri Pertanian Suswono beberapa kali mengatakan, peningkatan produksi pangan nasional terkendala sumber daya lahan. Alih fungsi lahan terus terjadi dan tambahan lahan baru sulit didapat. Pilihan lain untuk meningkatkan produksi pangan adalah meningkatkan produktivitas. Salah satunya dalah pemanfaatan teknologi, termasuk lewat pengembangan tanaman GMO. Kami akan terus meningkatkan anggaran penelitian untuk GMO,” ujarnya. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir yang pernah studi lapangan ke AS untuk melihat langusung budidaya jagung Bt dan jagung RR mengatakan, budidaya Bt dan jagung RR menguntungkan petani karena dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Produktivitas yang meningkat mendorong naiknya pendapatan. Selama ini, produktivitas tanaman jagung belum optimal, salah satunya karena gangguan hama. Jagung Bt tahan terhadap hama penggerek jagung. Jagung RR tahan herbisida. Hal ini dapat menekan biaya produksi. PG Economics, lembaga ahli di bidang industri agraris berbasis di Inggris, dalam laporannya menyebutkan, tanaman pangan hasil GMO mampu meberi keuntungan ekonomi kepada petani dan masyarakat serta mampu menjaga lingkungan hidup. Penelitian atas dampak bioteknologi ini dimulai tahun 1996 hingga 2010. Selama periode itu, pendapatan pertanian dunia naik 78,4 miliar dollar AS. ANALISIS RESIKO Agus mengatakan, rekomendasi KKH PRG untuk produk jagung Bt dan jagung RR dikeluarkan setelah dilakukan analisis risiko atas produk/komoditas GMO tersebut serta melalui proses tanggapan publik. Secara prosedur, Tim Teknis Keamanan Hayati Pangan pada KKH PRG melakukan analisis resiko terkait pangan. Analisis resiko GMO didasarkan pada analisis disiplin ilmu yang relevan dengan parameter yang sesuai Protokol Kartagena plus hal khusus yang dipandang perlu. Untuk aman pangan, kriterianya harus memenuhi keamanan dengan produk/komoditas yang bukan transgenik (substantial equivalent), alerginity, toxicity. Untuk aman pakan juga ada parameter khusus. Direktur Southeast Asian Regional Centre for tropical Biology, Bambang Purwantara mengatakan, potensi pemberdayaan dan pendapatan petani meningkat apabila petani sudah menanam GMO. “Ketergantungan bisa terjadi kalau petani tidak lagi mempunyai pilihan,” tuturnya. Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2012/09/17/02412235/kaji.produk.rekayasa
Jember,Tempo.co, 27 September 2012. Bioteknologi adalah jalan keluar atau solusi menghadapi tantangan dan ancaman krisis pangan dunia, termasuk Indonesia. Koordinator Asia bidang Program Keamanan Hayati (program for biosafety system) Julian Adams mengatakan bahwa rekayasa genetika tanaman pangan dengan bioteknologi harus dilakukan dan dikembangan demi mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia yang diramalkan akan memuncak mulai tahun 2050 kelak. “Bioteknologi juga bisa menjadi jawaban perubahan iklim global, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia,” ujar Julian Adams usai berbicara dalam seminar Agricultural Biotechnology di Universitas Jember, Kamis, 27 september 2012. Pakar bioteknologi dari University of Michigan itu menambahkan badan pangan dunia (FAO) meramalkan akan terjadi peningkatan kebutuhan pangan sebanyak 60 persen agar penduduk dunia tidak terpuruk dalam kemiskinan dan kelaparan. “Pemuliaan varietas tanaman pegangan, seperti beras, jagung, tebu, dan gandum dengan memanfaatkan bioteknologi harus terus dilakukan,” kata dia. Rekayasa genetika itu, katanya, harus dilakukan untuk mendapatkan beberapa varietas tanaman yang memiliki ketahanan perubahan iklim. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir perubahan iklim tidak bisa diprediksi. Akibatnya, mulai banyak terjadi kekeringan dan banjir yang sangat merugikan tanaman para petani sebagai produsen pangan. Pakar ilmu biologi molekuler dari Universitas Jember, Bambang Sugiharto, mengatakan, perubahan iklim serta pertumbuhan penduduk yang semakin cepat merupakan ancaman ketahanan pangan. Dampak perubahan iklim yang membuat terganggunya organisme tanaman dan kondisi tanah ikut berpengaruh pada produksi pangan. “Pemerintah dan praktisi pertanian harus serius mencari solusi yang cepat dan tepat guna. Bioteknologi bisa menjadi jawabannya,” katanya. Bioteknologi untuk pemuliaan varietas tanaman saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu. “Dulu, bioteknologi dengan cara eksploitasi potensi kimiawi mikroba untuk mengahasilkan barang atau jasa, sekarang dengan memilih dan mengembangkan sifat genetis yang unggul,” katanya. Dengan teknologi rekayasa genetika atau genetic engineering, para pemulia dapat merakit varietas-varietas baru yang tahan dengan permasalahan pertanian, seperti penyakit dan hama, genangan air, salinitas, dan kekeringan. Rekayasa genetika itu, kata dia, membuat “organisme baru” produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi manusia seperti jagung dan padi tahan hama serta tahan cuaca ekstrim. Di beberapa negara seperti Jepang dan Thailand, kata Sugiharto, penggunaan bioteknologi mulai dari hulu sampai hilir sudah bisa dimanfaatkan masyarakat, termasuk para petani. “Mereka telah mendapatkan manfaat secara ekonomis dengan meningkatnya produksi pangan, pengurangan biaya pestisida dan tenaga kerja, efisiensi lahan dan pengolahan tanah serta dampak positif terhadap lingkungan dengan berkurangnya emisi gas rumah kaca,” kata penemu tebu yang tahan terhadap kekeringan itu. Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/061432310/Bioteknologi-Solusi-Hadapi-Krisis-Pangan
JAKARTA, KOMPAS – 15 September 2012. Setelah mengantongi sertifikat keamanan pangan, jagung RR NK603 dan jangung Bt Mon89034 hasil rekayasa genetik (GMO) atau transgenik lolos uji keamanan pakan. Dalam sidang pleno pekan lalu, Komisi Kemanan Hayati merekomendasikan Kementrian Pertanian menerbitkan sertifikat kemanan pakan. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian Haryono saat dihubungi di Aceh, Jumat (14/9), rekomendasi dari Komisi Keamanan Hayati (KKH) yang menyatakan produk jagung Bt dan jagung RR aman untuk konsumsi pakan sudah diterima Kementrian Pertanian. “Selanjutnya Kementrian Pertanian menerbitkan sertifikat keamanan pakan dalam bentuk peraturan menteri pertanian,” ujar Haryono. Kepala Balai Besar Biogen pada Badan Litbang Pertanian Karden Mulya menambahkan, keputusan terkait dengan penerimaan pengajuan uji keamanan pakan oleh KKH dilakukan dalam sidang pleno, pekan lalu. Dengan begitu, jagung hasil rekayasa genetik Roundup Ready/RR NK603 dan jagung Bacillus thuringensis/BtMon89034 dinyatakan aman untuk konsumsi pakan. Corporate Affairs Lead PT Monsanto Indonesia Herry Kristanto mengatakan, pada Februari 2011 jagung Bt dan jagung RR mendapatkan sertifikat keamanan pangan. Dengan demikian, kedua produk tersebut dinyatakan aman untuk dikonsumsi. Koordinator Aliansi untuk Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko mengatakan, lolosnya uji keamanan pangan dan pakan itu kembali mengulang kesalahan uji kapas transgenik Bt. Tidak diterapkan prinsip kehati-gatian dan partisipasi publik. “Pemerintah tidak melindungi rakyatnya, tetapi malah berpihak pada perusahaan multinasional yang hanya mencari untung,” katanya. Mestinya uji keamanan pangan dan pakan harus dilakukan sebelum dan sesudah pemasaran. Tejo menegaskan, keputusan untuk meloloskan GMO ini terlalu prematur dan hanya berdasarkan hasil laporan dan prinsip kesepadanan yang menganggap jagung Bt itu sama dengan jagung biasa. Sementara iyu, Hermanu Widodo, peneliti Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, mengingatkan penggunaan produk rekayasa genetika pada areal pertanian belum memikirkan soal pemberdayaan dan nasib petani. Produk transgenik yang dihasilkan pabrik bisa membuat petani mengalami ketergantungan. “Berpotensi terjadi penguasaan barang oleh (perusahaan) multinasional”,ucapnya. Dijelaskan, bukan hanya benih, melainkan juga produk-produk ikutan seperti herbisida pun akan didesain berasalo dari produksi pabrik itu. Labih lanjut, ia pun mengingatkan dampak pelepasan produk transgenik pada ekologi bisa tampak dalam waktu panjang. Semisal sebuah kapas yang dirancang mematikan ulat yang memakannya. (ICH/MAS) Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2012/09/15/02505938/jagung.gmo.lolos.uji.pakan
Kementerian Lingkungan Hidup (Asdep Keanekaragaman...
Produk (Propenen) Tebu PRG Event NXI-1T SIFAT YANG...
Teknologi rekayasa genetik kini sudah makin luas digunakan...
Pages View